pimpinan Bank Indonesia cabang Semarang, Jawa Tengah, mengimbau
masyarakat untuk mewaspadai peredaran uang palsu yang cenderung
meningkat jelang Lebaran Idul Fitri 1432 H.
"Rata-rata tiap tahun ada 4.854 lembar uang palsu yang ditemukan oleh
pihak perbankan di wilayah Jawa Tengah," kata Kepala Bidang Sistem
Pembayaran BI Semarang Tatung M. Taufik di Magelang, Jumat malam.
Ia mennjelaskan, pada semester I 2010 ditemukan 2.315 lembar uang
palsu, semester II 2010 ada 2.937 lembar dan 2.885 lembar uang palsu
ditemukan pada semester I 2011.
"Uang yang sering dipalsukan adalah pecahan Rp50.000 dan Rp100.000,"
ujarnya tanpa memberikan keterangan jumlah uang palsu jika dihitung
dalam rupiah.
Hal tersebut diungkapkan dalam acara "Media Gathering Bank Indonesia
Semarang 2011".
Ia mengatakan, uang palsu tersebut ditemukan antara lain, saat
masyarakat menukarkan uang ke BI atau ke bank lainnya, dan dari
setoran bank-bank yang diketahui melalui mesin pemeriksaan.
Terkait dengan peredaran uang palsu di masyarakat, pihak BI telah
melakukan upaya pencegahan dengan melakukan sosialisasi mengenai
ciri-ciri uang asli dan palsu kepada berbagai media terutama
pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan transaksi pembayaran.
"Kami juga bekerja sama dengan Polri, badan intelijen nasional, badan
koordinasi pemberantasan uang palsu dan aparat penegak hukum lainnya
dalam mengantisipasi peredaran uang palsu di masyarakat," katanya.
Menurut dia, selain diimbau mewaspadai peredaran uang palsu,
masyarakat juga diminta cermat dan teliti jika melaksanakan transaksi
jual beli.
"Masyarakat harus melakukan 3D yakni dilihat, diraba, dan diterawang
jika menerima uang untuk mengetahui apakah uang itu palsu atau tidak,"
ujarnya.
Sumber: antaranews.com
0 komentar:
Posting Komentar